Cerita Inspirasi 2 : Pemburu Serigala


.

Ada sebuah cerita tentang suku eskimo yang berada di pegunungan es. Salah satu kegiatan mereka di daerah dingin tersebut adalah berburu serigala. Dan tahukah anda, bahwa suku eskimo memiliki cara yang sangat unik untuk berburu serigala. beginilah caranya:
Sebelum berburu, para pemburu melumuri mata tombak dengan darah segar dari binatang lain. Kemudian, disiang hari, pemburu tersebut pergi ke daerah yang sering dilewati serigala-serigala. Setelah itu ditancapkannya tombak tersebut dengan mata tombak menghadap ke atas dan ukuran tombaknya pun sangat pendek. Lalu setelah menancap dengan kuat di tanah, pemburu pun pulang ke rumahnya kembali.
Malam harinya, ketika para serigala keluar untuk mencari mangsa, mereka mencium aroma darah dari mata tombak tersebut, mereka mengira ituadalah darah dari mangsa mereka. Karena terlalu menikmati dan karena di daerah kutub udaranya sangat dingin, para serigala tidak sadar bahwa lidah mereka berdarah-darah karena mata tombak. Dan darah yang mereka keluarkan semakin dijilati dengan semangat, sampai akhirnya mereka kehabisan darah dan mati. Pada pagi harinya para pemburu tinggal mengambil bangkai serigala tanpa susah payah.
Begitulah juga dengan diri kita, seringkali kita terbuai oleh kenikmatan-kenikmatan yang kita sendiri tidak pernah tahu akan menghancurkan diri kita sendiri.
Kita tidak sadar bahwa kita sedang menjilati mata tombak yang tajam dan menelan darah kita sendiri. Dan seringkali kita sudah menyadarinya, maka segalanya telah terlambat dan yang tertinggal hanyalah penyesalan.
Mulailah intropeksi diri kita saat ini juga. Jangan sampai kita terbuai dalam kenikmatan yang semu, yang menghancurkan diri kita sendiri.

Cerita Inspirasi 1 : Menghargai Orang Lain


.

         Dikisahkan, di sebuah desa perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.
         Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian di bacakan di acara tersebut, yakni : sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu. dia  menulis semuanya dengan huruf kapital seperti berikut,"yang terhormat pak direktur. Terimakasih bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terimakasih pak direktur, karena bapak telah mengucapkan "maaf", saat bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberi tahu setiap kesalahan yang telah diperbuat, karena bapak ingin mengubahnya menjadi kebaikan. Terimakasih pak direktur, karena bapak selalu mengucapkan "terimakasih", kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk bapak. Terimakasih pak direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya, sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan kecilkan. Dan sampai kapanpun bapak adalah direktur buat saya. Terimakasih sekali lagi, semoga Tuhan meridoi jalan dimanapun pak direktur berada. Amin"
          Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam pak direktur mengusap genangan air mata di sudut matanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.
          Pak direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti office boy tersebut. Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan pak direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.
Lalu bagaimana dengan anda?